Diskriminasi Kadang Masih Menghantui

Orang dengan HIV (ODHIV) kadang masih kerap mengalami diskriminasi, baik dari masyarakat maupun orang terdekatnya. Diskriminasi itu mulai dari penolakan hingga pengusiran dari tempat tinggalnya. Hal ini diakui oleh dokter Wiwi, salah satu dokter di poliklinik melati dan sering menjadi narasumber mengenai HIV AIDS kepada petugas Kesehatan di RSUD Dokter Soedarso maupun untuk Masyarakat luas seperti Live Instagram di program ROTIKAP (Obrolan Terkinik Kesehatan Kalbar) Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dll. Menurut dokter Wiwi, sudah pernah terjadi kasus penolakan masyarakat terhadap ODHIV. “Saya sudah lama mendampingi, pasien-pasien ODHIV yang mengalami penolakan dari masyarakat,” ujarnya.

Penolakan, kata dokter Wiwi, misalnya berupa tidak diperkenankanya pasien ODHIV kembali ke rumah. “Sering sekali pasien yang sudah dirawat itu ditolak pulang oleh warga sekitar. Warga khawatir kalau pasien ODHIV menularkan ke mereka, jadi mereka menolak pasien pulang, Hal ini disebabkan oleh stigma masyarakat yang masih menganggap bahwa ODHIV merupakan aib bagi keluarga sehingga mereka kerap tidak mempedulikan keluarganya yang mengalami HIV,” jelasnya.”

Menurut dokter Wiwi, pasien ODHIV tidak bisa sembuh seratus persen. Yang penting, lanjut dokter Wiwi, mereka bisa beraktivitas kembali dengan normal. “Bagi pasien ODHIV memang tidak ada istilah sembuh, belum ada obat yang mematikan virus HIV. Mereka yang bisa kembali beraktivitas seperti warga biasa itu sudah sangat baik,” jelasnya.

Penjelasan dokter Wiwi lagi, para pasien ODHIV sangat membutuhkan perhatian keluarga, sehingga mereka memiliki motivasi untuk bisa kembali beraktivitas secara normal di tengah masyarakat.

“Mereka membutuhkan perhatian keluarga, bukan diskriminasi, dengan Melayani Sepenuh Hati”

ungkap dokter Wiwi.

WhatsApp
Scan the code
Hallo
Ada yang bisa kami bantu?